Sudah sekian lama aku bertahan,

Namun hatiku tenggelam perlahan.

Seribu kali kau mengulangi janji yang sama,

Dan bodohnya aku, terus memberimu kesempatan.

Mengira jika cinta bisa beri perubahan,

Lupa bahwa watak lebih keras dari berlian.

Aku memaksa bertahan dalam ketidaknyamanan,

Dari cara lembut sampai marah kulakukan,

Namun hanya buang waktu, tenaga, dan pikiran,

Egoismu kau pertahankan mati-matian.

Kehidupanku naif, menanti keajaiban,

Mencari sisa cinta di balik keangkuhan.

Kau hidup sesuka hatimu, aku hanya bayangan,

Aku ada namun hanya untuk terus diabaikan.

Betapa bodohnya aku, tetap merangkai mimpi,

Membangun harapan di hati yang kau sakiti.

Kupikir cintaku bisa mengubah jalan,

Tapi kau terlalu sibuk menjaga keangkuhan.

Aku memaksa bertahan dalam ketidaknyamanan,

Dari cara lembut sampai marah kulakukan,

Namun hanya buang waktu, tenaga, dan pikiran,

Egoismu kau pertahankan mati-matian.

Kini aku sadar, cintaku tak berarti,

Cukup sudah kesabaranku selama ini.

Lakukan apa yang kau mau, aku berhenti peduli,

Menikah sajalah dengan egoismu itu, kalian serasi

Selamat tinggal untukmu dan keangkuhanmu.

Kau seharusnya jadi masa depanku,

Tapi berakhir dan hanya jadi masa lalu.