Di bawah mentari yang panas menyala,
Tubuh letih terus kerja tiada jeda,
Impian kecil di dada tetap membara,
Buruh hidup di dunia penuh lara.
Tangannya kokoh meski sering terluka,
Hidupnya keras di kota hingga desa,
Untuk keluarga, ia rela sengsara,
Peluhnya jadi tanda cinta yang nyata.
Dinginnya malam tak hapuskan lelah,
Esok kembali bekerja tanpa salah,
Harapannya tumbuh meski banyak celah,
Hidup sederhana tanpa ada gelisah.
Buruh, pekerja, pejuang yang sejati,
Bangun negeri dengan hati yang murni,
Walau derita jadi teman setiap hari,
Mimpinya besar seperti sinar mentari.
Tangannya kokoh meski sering terluka,
Hidupnya keras di kota hingga desa,
Untuk keluarga, ia rela sengsara,
Peluhnya jadi tanda cinta yang nyata.
Dinginnya malam tak hapuskan lelah,
Esok kembali bekerja tanpa salah,
Harapannya tumbuh meski banyak celah,
Hidup sederhana tanpa ada gelisah.
Buruh, pekerja, pejuang yang sejati,
Bangun negeri dengan hati yang murni,
Walau derita jadi teman setiap hari,
Mimpinya besar seperti sinar mentari.
Mimpinya besar seperti sinar mentari.