(Intro)
(Verse1)
Peluit berbunyi, tanda mulainya laga,
Tapi sang pengadil, jadi aktor utama,
Keputusan miring, menusuk hati,
Merampas mimpi dengan kuasa yang sunyi.
(Pre-Chorus)
Waktu bergulir, serangan kami tertahan,
Satu demi satu, peluit menahan gerakan,
Bukan karena salah, tapi karena peran,
Wasit menjadi tiran di lapangan.
(Chorus)
Sembilan puluh menit sudah dilalui,
Tapi angka terus melaju tanpa henti,
Enam menit tambahan jadi (sembilan puluh sembilan)
Logika terhenti, keadilan lenyap perlahan.
Kau rampas kemenangan kami
Pengadil yang harus diadili
Sembilan puluh ditambah enam
Sama dengan sembilan puluh sembilan
(Interlude)
(Verse2)
Kami kecewa, namun tetap profesional,
Dalam laga yang tak masuk akal,
Berguling, layaknya serial drama,
Di malam itu, realita terasa fana.
(Chorus)
Sembilan puluh menit sudah dilalui,
Tapi angka terus melaju tanpa henti,
Enam menit tambahan jadi (sembilan puluh sembilan)
Logika terhenti, keadilan lenyap perlahan.
Kau rampas kemenangan kami
Pengadil yang harus diadili
Sembilan puluh ditambah enam
Sama dengan sembilan puluh sembilan
(Outro)
Malam ini kami kan menunggu,
Menyambut kalian dengan sorakan malu,
Kami persiapkan kejutan baru,
Para pasukan garuda mengawal slalu.