Duduk di kursi kekuasaan tanpa nurani,
Mereka bicara, tapi tak ada yang berani.
Hukum dipahat dengan tangan berdarah,
Keadilan bisu, tenggelam dalam amarah.
[PRE-CHORUS
Topeng-topeng berganti di meja kekuasaan,
Bayangan dosa tumbuh di bawah terang lampu.
Siapa peduli pada tangisan manusia,
Saat keadilan hanyalah kata tanpa rupa?
[CHORUS
Hukum tanpa wajah, suara tanpa jiwa,
Menghancurkan yang lemah, melindungi yang berkuasa.
Palu keadilan jatuh di tangan yang salah,
Membakar harapan menjadi abu yang fana.
[VERSE 2
Dinding pengadilan berbisik kebohongan,
Di antara surat-surat penuh kemunafikan.
Si miskin dihukum atas dosa tak nyata,
Si kaya tertawa, berjalan bebas tanpa cela.
[PRE-CHORUS
Keberpihakan hilang dalam gelap,
Hukum menjadi alat, bukan lagi penegak.
Kebebasan terjual pada harga yang murah,
Di dunia yang menggila tanpa arah.
[CHORUS
Hukum tanpa wajah, suara tanpa jiwa,
Menghancurkan yang lemah, melindungi yang berkuasa.
Palu keadilan jatuh di tangan yang salah,
Membakar harapan menjadi abu yang fana.
[BRIDGE
Kebenaran digantung di alun-alun kota,
Sementara pemimpin berpesta dalam dusta.
Jangan diam, bangkit melawan,
Hancurkan sistem yang merampas harapan.
[BREAKDOWN
Hukum! Tanpa! Wajah!
Siapa yang akan bicara?
Hukum! Tanpa! Wajah!
Saat dunia hancur tak bersisa!
[CHORUS
Hukum tanpa wajah, suara tanpa jiwa,
Menghancurkan yang lemah, melindungi yang berkuasa.
Palu keadilan jatuh di tangan yang salah,
Membakar harapan menjadi abu yang fana.
[CHORUS
Hukum tanpa wajah, suara tanpa jiwa,
Menghancurkan yang lemah, melindungi yang berkuasa.
Palu keadilan jatuh di tangan yang salah,
Membakar harapan menjadi abu yang fana.
[OUTRO
Hukum tanpa wajah, bayangannya gelap,
Meninggalkan dunia dalam kehancuran tak terelak.
Suara keadilan hilang, ditelan derita,
Hanya nyala api yang tersisa…
Tanpa wajah, tanpa jiwa.